PENGERTIAN LAMBANG-LAMBANG AMBALAN DAN PRAMUKA



PENGERTIAN LAMBANG-LAMBANG AMBALAN DAN PRAMUKA

Arti Lambang ambalan kartika jaya pratama :
- Perisai bersudut 5 melambangkan pancasila. 
- Dikelilingi warna merah melambangkan keberanian.
- Pita warna putih melambangkan kesucian.
- Tulisan berwarna merah melambangkan keberaniaan.
- Kartika jaya pratama aritnya 
kartika = bintang, 
jaya = jaya,                                         
 pratama = satu. 
Jika digabungkan hanya ada satu bintang yang   jaya yaitu kartikatama.
- Siger melambangkan lambang lampung.
- siger memiliki 9 tanduk diartikan ada 9 marga yang ada di lampung.
- Warna biru melambangkan wibawa.
- Warna coklat melambangkan kesuburan.
- Warna hijau melambangkan keamanan.
- Tali melingkar melambangkan persatuan harga mati.
- Bintang 3 melambangkan trisatya.
- Padi kapas melambangkan sandang pangan.
- Tunas kelapa melambangkan kuartir.
- Obor melambangkan penerangan.
- Buku melambangkan panduaan.
GUDEP
05.305
GUDEP
05.306
05 merupakan metro selatan
305 angka ganjil di pergunaan oleh laki-laki karena tanggung jawab mennyehatkan akan dan tanggung jawab dalam suatu keluarga untuk mencari nefkah adalah kaum laki-laki.
306 angka genap di pergunakan oleh perempuaan karena perempuaan memiliki tanggung jawab besar untuk mencerdaskan anak.
UNTUNG SUROPATI : untung suropati lahir bali, nama aslinya surawiroaji. Pemuda tersebut bernama untung salah seorang narapidana yang menghuni penjara di Batavia. Konon Untung  dipenjara  karena berani melawan majikannya yang seorang kompeni. Sebenarnya Untung berasal dari keluarga bangsawan Bali yang menjadi tawanan perang Belanda dan dibawa ke Makassar. Setelah Untung berada di Makassar, Kapten Van Beber membawanya ke Batavia kemudian dijual sebagai budak kepada Belanda. Karena sejak kecil sudah berpisah dengan keluarganya, maka tidak ada orang yang mengetahui riwayat asal-usulnya. Nama Untung itu sendiri adalah nama paraban (alias) yang diberikan oleh majikannya, namagarbhopati nama sejak lahir yang diberikan orang tuanya adalah Surawiroaji. Surawiroaji alias Untung adalah anak dari Jatiwiyasa, seorang keluarga bangsawan di Bali. Kakeknya bernama Tirtawijaya Sukma anak dari Karma Pujanggabuana anak dari Resi Mertadharmaanak dari Sarataleksi anak dari Bharata Darwa Muksa anak dari Satya Putralaksana anak dariKuwu Wika Kertaloka anak dari Prahma Putra Reksa anak dari Resi Wuluh Sedyaloka. Orang Jawa menyebut Resi Wuluh Sedyaloka dengan nama Begawan Sidolaku, sastrawan terkenal dari Tabanan Bali. Ketika masih muda Raden Ronggowarsito (Pujangga kraton Surakarta) pernah belajar ke Tabanan untuk mempelajari kitab kasusastraan peninggalan Resi Wuluh Sedyaloka. Resi Wuluh Sedyaloka adalah keturunan Prabu Kertajaya, raja terakhir Panjalu (Kediri) yang dikalahkan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Ketika pasukan Ken Arok menyerbu istana Kediri, Prabu Kertajaya berhasil melarikan diri dengan diiringkan ketiga istri dan beberapa abdi saja. Raja yang malang ini bersembunyi di lereng Gunung Semeru dan akhirnya menjadi seorang pertapa. Prabu kertajaya berhasil lolos dari kejaran Ken Arok Prabu Kertajaya mendapat perlindungan dari penguasa di pulau dewata sebab antara raja Jawa dan Raja Bali masih memiliki hubungan darah. dirunut ke atas, leluhur Untung adalah gabungan dari wangsa Dharmodayana (Prabu Udayana) yang berkuasa di Bali dan wangsa Isana (Empu Sindok) yang berkuasa di tanah Jawa. Wangsa Isana adalah kelanjutan dari wangsa Syailendra yang mendirikan kerajaan Mataram (Medang Kamulan) di lereng barat daya gunung Merapi. Untung seorang pemuda berwajah tampan dan halus tutur katanya. Dia sangat pemberani namun berhati mulia, sehingga selama di dalam penjara sangat disegani kawan-kawannya. Setelah saling mengetahui riwayatnya, mereka menyatakan keinginannya bersatu untuk melawan  kompeni.  Gusik  Kusumo  mengajak  Untung dan pengikutnya mencari perlindungan ke Kasultanan Cirebon, karena Sultan Cirebon masih mempunyai hubungan keluarga dengannya. Untung menyambut baik ajakan tersebut, mereka segera bergerak menuju Cirebon.
NYI AGENG SERANG
Nyi Ageng Serang punya nama asli Raden Ajeng Kustiyah Retna Edi. Dia adalah putri bungsu dari Bupati Serang, Panembahan Natapraja.

Meski merupakan putra bangsawan, namun sejak kecil Nyi Ageng Serang dikenal dekat dengan rakyat. Setelah dewasa dia juga tampil sebagai salah satu panglima perang melawan penjajah. Semangatnya untuk bangkit selain untuk membela rakyat, juga dipicu kematian kakaknya saat membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwana I yang dibantu Belanda.

Setelah Perjanjian Giyanti, Nyi Ageng Serang pindah ke Jogja bersama Pangeran Mangkubumi. Namun perjuangan melawan pasukan penjajah terus dia lanjutkan. Saat itu Nyi Ageng Serang memimpin pasukan yang bernama Pasukan Siluman dengan keahlian Serang yang cepat hingga membuat pasukan musuh kerap kocar-kacir. Pasukan ini juga menjadi salah satu pasukan yang sangat diperhitungan Belanda waktu itu.

Ketika Perang Diponegoro berkobar pada 1825, Nyi Ageng Serang juga menjadi salah satu panglima perangnya. Pasukannya semakin besar karena dibantu oleh kalangan bawah, khususnya petani yang banyak bergabung dengan pasukannya. Nyi Ageng Serang juga dikenal sebagai ahli siasat dan. negosiasi. Nyi Ageng Serang meninggal karena usia yang sudah lanjut dan dimakamkan di Dusun Beku, Pagerarjo, Kalibawang, Kulonprogo. Makam ini terletak di atas bukit kurang lebih 6 km dari jalan Dekso-Muntilan. Jarak dari Yogyakarta ± 32 km, dari kota Wates ± 30 km.

Makam ini dipugar pada 1983 dengan bangunan berbentuk joglo. Pada saat dipugar, makam suami, ibu, cucu dan yang telah dimakamkan di desa Nglorong, Kabupaten Sragen di pindahkan di tempat ini.

Selain makam Nyi Ageng Serang, di Kulonprogo, juga dibangun monumen Nyi Ageng Serang. Monumen ini menggambarkan sosok Nyi Ageng Serang sedang memimpin pasukannya sambil mengendarai kuda.

Komentar

Postingan Populer